KESABARAN DALAM BERKELUARGA....
8:14 PM | Author: Hamiza
Menggapai Kesabaran Dalam Berkeluarga....

Pada zaman Khalifah Al-Manshur, salah seorang menterinya, Al-Ashma'i,melakukan perburuan. Kerana terlalu asyik mengejar haiwan buruan, dia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara. Ketika rasa haus mulai mencekiknya, di kejauhan dia melihat sebuah khemah. Terasing dan sendirian. Dia memacu kudanya ke arah sana dan menemukan penghuni yang memukau; wanita muda dan jelita. Dia meminta air.

Wanita itu berkata, "Ada air sedikit, tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. Ada sisa minumanku. Kalau engkau ingin, ambillah". Tiba-tiba wajah wanita itu tampak berwaspada. Dia memandang kepulan debu dari kejauhan. "Suamiku datang," katanya. Wanita itu kemudian menyiapkan air minuman dan kain pembersih. Lelaki yang datang itu lebih mudah disebut "manusia kasar".

Seorang tua yang jelek dan menakutkan. Mulutnya tidak henti-hentinya mengherdik isterinya. Tidak satu pun perkataan keluar dari mulut perempuan itu. Dia membersihkan kaki suaminya,menyerahkan minuman dengan khidmat, dan memimpinnya dengan mesra masukke khemah.

Sebelum pergi, Al-Ashma'i bertanya, "Engkau muda, cantik, dan setia.Kombinasi yang jarang sekali terjadi. Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani lelaki tua yang berakhlak buruk". Jawapan wanita itu mengejutkan Al-Ashma'i, "Rasulullah bersabda, agama itu terdiri dari dua bahagian: syukur dan sabar. Aku bersyukur kerana Allah telah menganugerahkan kepadaku kemudaan, kecantikan, dan perlindungan. Ia membimbingku untuk berakhlak baik. Aku telahmelaksanakan separuh agamaku. Kerana itu, aku ingin melengkapi agamaku dengan separuhnya lagi, yakni bersabar."

Empat Bidang Kesabaran dapat melahirkan keajaiban. Salah satunya tergambar dalam kisah di atas. Dengan kesabaran, wanita cantik tadi mampu berbakti kepada suaminya yang berakhlak buruk. Sesuatu yang terkadang sukar dicerna oleh rasional. Tidak diragukan lagi, kesabaran adalah satu tiang penting dalam pernikahan setelah lurusnya niat. Kekal tidaknya sebuah pernikahan sangat ditentukan oleh seberapa jauh tingkat kesabaran yang dimiliki suami isteri.

Makin banyak bekal kesabaran yang dimiliki, maka akan makin kukuh pula bangunan pernikahan yang dijalani. Tapi makin sedikit kesabaran yang dimiliki, maka makin besar pula kemungkinan hancurnya sebuah pernikahan. Demikian pentingnya sabar dalam pernikahan, ada orang mengatakan;

"Bila sebelum nikah kesabaran kita hanya satu, maka setelah nikah kesabaran kita harus seratus." Persoalannya, kesabaran bagaimanakah yang harus kita miliki dalam menjalani pernikahan?

WALLAHUALAM...
|
This entry was posted on 8:14 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: